5 Hal Menarik di Dunia Musik Tahun 2017

5 hal menarik

Siapa yang mengira bahwa tahun 2016 akan menjadi tahun yang membingungkan. Tahun dengan kemenangan Donald Trump, penisbihan Ahok, terkenalnya Awkarin dan jangan lupa hadirnya Vice di Indonesia. Hampir semua aspek mengalami keanehan di tahun ini, tidak terkecuali dunia musik. Melejitnya Rich Chigga di kancah musik hip-hop dunia (bahkan hingga berkolaborasi dengan Ghostfaced Killah), hingga puja-puji untuk Young Lex oleh kalangan remaja tanggung Indonesia.

Bayusvara.com – Di tengah kebingungan tersebut, dunia musik juga diberkahi dengan banyak hal baik. Ada rilisan-rilisan baru yang menarik, konser tunggal band-band keren hingga festival musik skala masif tanpa batasan genre (ingat Syncfest?).

Lalu bagaimana keadaan dunia musik di tahun 2017?  Kami berpendapat bahwa 2017 akan menjadi tahun yang baik untuk musik. Berikut hal-hal menarik yang akan terjadi di tahun 2017.

  1. Lahirnya Banyak Rilisan Ciamik
5 hal menarik

Kancah musik Indonesia di tahun 2016 dapat dibilang sangat menggairahkan. Wajah-wajah baru mulai terlihat, wajah-wajah lama mulai menyesuaikan diri bahkan peleburan dua wajah tersebut dapat terjadi di satu panggung.

Konsekuensi dari lahirnya kekuatan baru di dunia musik adalah lahirnya rilisan-rilisan baru. Tahun 2016 telah memberikan kita beberapa rilisan ciamik seperti Solitude dari sang piawai gitar yang juga basis dari supergrup Barasuara, Gerald Situmorang. Morfem dengan mahakaryanya yang bertajuk Dramaturgi  Underground. Akhir Desember, kita juga disuguhkan beberapa rilisan menarik seperti Mondo Gascaro dengan Raja Kelana-nya atau Indische Party dengan Analog.

Melihat 2016, tahun ini akan menjadi tahun yang patut ditunggu. Banyak grup musik yang sudah berjanji akan mengeluarkan album. Mulai dari grup rock and roll yang saat ini paling brengsek tapi cool, Kelompok Penerbang Roket hingga salah satu solois wanita paling diantisipasi Danilla Riyadi. Penasaran bukan, terdengar seperti apa musik Indonesia di tahun 2017?  Sama!

 

Read more

Artist Review: 90 Horse Power

90hp

Pada review artist Bayzine kali ini kami bersyukur karena salah satu sesepuh dari Bayusvara Sound System Provider, dengan sukarela, mau menyumbang satu tulisan tentang band yang sedang ia gandrungi. Band tersebut merupakan band dengan kemampuan teknik bermain yang tidak unggul namun lagunya dipenuhi aura positif yang dengan segera dapat dirasakan oleh setiap orang yang mendengarkannya. Lalu apa yang Fikri Hadi rasakan saat mendengar lagu-lagu 90 Horse Power? Simak ulasan berikut.

Bayusvara.com – Ada sebuah kalimat bijak, bahwa Musik sebagai seni mampu mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat diekspresikan dengan kata-kata, musik lebih mampu dan lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaan daripada bahasa lisan dan tulisan. Seringkali kita berada dalam fase “merinding” saat mendengarkan musik, hal-hal magis seperti itulah yang bisa dilakukan oleh musik terhadap kita, si jiwa-jiwa yang kosong. Tempo hari saya disodorkan teman CD sebuah band baru, namanya 90 Horse Power. Sekilas namanya seperti mendengar sales mobil mengidentifikasi semburan tenaga mesin mobil dagangannya. Namun, apalah arti sebuah nama seperti kata Shakespeare, 90 Horse Power yang satu ini tidak butuh terlalu banyak sales sehingga kuping kita tidak keracunan oleh banyak omong kosong. Sesaat setelah mendengar keseluruhan materi di album mereka saya bisa langsung memilih mana lagu favorit yang bisa memposisikan saya pada fase “merinding”.

 

Read more

Backstage Heroes: Arief Purwanto (Endah & Rhesa)

Arief Purwanto

Setiap orang tentu menginginkan untuk hobinya dapat menghasilkan, namun sebenarnya mana yang perlu didahului? Passion-nya? Atau penghasilannya? Perdebatan atas hal tersebut tersebar ke segala bidang, termasuk di bidang sound engineering. Dari mulai seorang sound engineer band, sound engineer gedung atau sound engineer vendor, semua diselimuti pertanyaan. Apakah yang dilakukan merupakan hobi? Atau Pekerjaan?

Bayusvara.com – Menjadi sound man sebuah band seharusnya dianggap hobi. Itu setidaknya  menurut Arief Purwanto yang sudah malang melintang memegang band lebih dari 5 tahun. Mengenal sound system dari pengalaman manggung, membuat ia mendidik dirinya sendiri di bidang tersebut. Sound engineer yang selalu sound check ini memulai ketertarikannya di dunia sound sebagai teknisi gitar untuk Efek Rumah Kaca. Beberapa tahun setelahnya ia memutuskan untuk menetap di FOH setiap Endah And Rhesa tampil. Ditemui di tempat tinggalnya, Arief berbagi cerita dengan Bayszine soal bagaimana ia bisa mengetahui reverb sampai pengalamannya mengobrol dengan Iwan Fals.

 

Read more

Tips & Trick: 5 Alasan Kenapa Kamu Harus “Sound Check”

Alasan Sound Check

Bayusvara.com – Artikel ini dibuat bukan dalam rangka mendikte atau menggurui tapi untuk sekedar memberi saran kepada kamu kamu yang anak band betapa pentingnya Sound Check bukan hanya buat kamu yang akan tampil tetapi juga panitia acara dan vendor penyedia sound system. Percuma toh kalau kamu sudah latian ber hari-hari tapi penampilan kamu tidak maksimal? Maka dari itu Bayszine mencoba memberi saran dalam artikel yang bertajuk 5 alasan kenapa kamu harus Sound Check.

  • Memastikan Kelayakan Alat Dari Vendor

Walaupun biasanya kamu sering meminta spesifikasi alat dari panitia ataupun langsung dari vendor namun kamu tetap harus memastikan kelayakan alat yang disediakan jauh sebelum tampil. Manfaatkan lah waktu yang disediakan untuk memeriksa tiap elemen dari sistem, mulai dari amplifier, drum set, microphone, sampai hal kecil seperti terminal listrik, jack dan kabel. Dengan mengetahui kelayakan dari alat yang akan dipakai, kamu dapat menanggulangi hambatan-hambatan teknis yang mungkin terjadi nantinya.

 

Read more

Artist Review: Danilla Riyadi

Danilla

Diantara banyak nama penyanyi muda wanita yang bermunculan akhir-akhir ini terdapat satu nama yang  berkesan untuk kami. Nama tersebut adalah Danilla Riyadi. Memainkan musik jazz dengan berbagai macam campuran dari bossas modern hingga triphop, Danilla mengukuhkan namanya di kancah musik independen Indonesia.

Bayusvara.com – Peleburan musik-musik tersebut dapat kita dengar di album perdananya yang bertajuk Telisik. Dengan 13 lagu yang terdapat di album tersebut, Danilla mampu menculik pendengarnya ke dimensi yang asing namun menghangatkan. Banyak lagu-lagu dari album tersebut yang dapat dengan mudah kami kenali karena banyak dari lagu-lagu tersebut memiliki ciri khas yang unik yang membedakannya dari lagu lainnya. Seperti pada lagu Junko Furata, kita dapat mendengar pengaruh kental dari musik-musik trip hop semacam Jay Jay Johanson atau beberapa lagu dari Portishead.

Diantara semakin beragamnya musik Indonesia, Danilla merupakan salah satu penyanyi wanita muda yang patut untuk diperhatikan perkembangannya. Selain live performance yang rapi dan hangat, Danilla perlu diperhatikan sebab perkembangan musiknya akan mengarah ke ranah yang lebih mengejutkan. (A.D Lacborra)

Album Review : Efek Rumah Kaca – “Sinestesia”

Sinestesia

Setelah vakum lebih dari satu tahun, Efek Rumah Kaca (ERK) menggebrak blantika musik Indonesia dengan album yang dapat dibilang eksperimental dan menantang. Eksplorasi musik dalam album tersebut sontak menanggalkan label trio pop minimalis mereka yang melekat setelah bertahun-tahun. Bagi para pecinta album Kamar Gelap atau album self-titled mereka, mungkin harus sedikit lebih bersabar dalam mendengarkan lagu-lagu di dalam album ini.

Bayusvara.com – Album kali ini diberi tajuk Sinestesia yang menurut KBBI berarti sebuah ungkapan bagi sebuah indra yang digunakan untuk indra lain. Dalam album tersebut terdapat bagian-bagian yang diberi judul dalam warna, dari Merah, Jingga hingga Biru, semua merefleksikan isi dari bagian itu sendiri. Seperti dalam lagu “Tiada” pada bagian Putih, kita dapat mendengar sebuah pengalaman tentang seorang yang telah meninggal dari prespektif yang mengalaminya. Nada lirih yang dinyanyikan Cholil serta lirik yang dinarasikan Adrian dalam lagu tersebut, mampu menyihir bulu kuduk pendengar untuk seketika berdiri sambil terus membayangkan warna putih pada kain kafan atau warna putih pada cahaya diujung lorong. Seolah sengaja memberi kesan warna pada lagu-lagu mereka, ERK berhasil menciptakan pesta warna yang meledak dalam gerak lambat di otak pendengar album mereka.

Membutuhkan kesabaran yang tinggi saat mendengarkannya, album ERK kali ini dapat dibilang sebuah ujian untuk pendengar setia mereka. Bagi pendengar yang cinta mati dengan konsep pop minimalis ERK, tentu mendengarkan album Sinestesia merupakan sebuah ujian yang berat. Namun bagi para pendengar ERK  yang merasa cukup atas pop minimalis yang pernah mereka tawarkan, album ini merupakan sebuah kejutan yang menyenangkan. (A.D Lacborra)

Backstage Heroes: Rossi Rahardian (Efek Rumah Kaca)

Efek Rumah Kaca

Konser Sinestesia yang digalang oleh Efek Rumah Kaca (ERK) beberapa waktu lalu dapat dibilang sebuah konser yang melejitkan standar konser band independen di Indonesia. Diselenggarakan di Teater Besar TIM dengan artistik panggung berupa kotak besar lengkap dengan video mapping dan eksplorasi musik yang gila-gilaan, ERK dengan segera menanggalkan label trio pop minimalis mereka.

Bayusvara.com – Tentunya dibalik karya-karya besar terdapat nama-nama yang turut membantu dengan penuh ketulusan dan kecintaan terhadap karya tersebut. Salah satu dari nama itu adalah Rossi Rahardian Sasongko. Seorang sound engineer yang sudah ikut ERK semenjak tahun 2009. Kecintaan Rossi terhadap profesinya dan band yang ia pegang merupakan sebuah kompilasi cerita seru yang ia ceritakan dengan penuh kesederhanaan. Diantara kesibukannya, Rossi menyempatkan diri untuk bercerita kepada Bayszine tentang bagaimana ia bisa menjadi seorang sound engineer dan serunya proses Konser Sinestesia.

 

Read more

Membuka 2016, Teater Pandora Produksi Pementasan Kolosal Bertajuk “Pernikahan Darah”

Ada yang berbeda pada saat iring-iringan pesta pernikahan di awal dengan di akhir pementasan. Di awal, atmosfer kegembiraan sangat terasa dengan balutan musik yang ceria. Namun keceriaan hilang pada iring-iringan terakhir, kali ini barisan turut disesaki oleh dua tubuh lelaki yang telah terbujur kaku.

Bayusvara.com – Berlokasi di Graha Bhakti Budaya, TIM – Jakarta Pusat, “Pernikahan Darah” sukses dipentaskan selama tiga hari, dari 15 hingga 17 Januari lalu oleh Teater Pandora. Pementasan ini merupakan naskah kedua yang dilakonkan setelah “Perkawinan” yang merupakan pementasan perdananya pada 4 Mei tahun lalu di Auditorium IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya – Universitas Indonesia.

Membuka tahun 2016, Teater Pandora mengangkat tragedi mengenai cinta segita, pengkhianatan dan dendam keluarga melalui lakon yang diadaptasi dari naskah “Bodas de Sangre” karya Federico Garcia Lorca. Naskah asli yang lekat dengan tradisi Spanyol ini disandingkan dengan tradisi Batak dalam Pernikahan Darah. Menurut Yoga Mohamad atau yang kerap disapa ‘Mbe’ selaku sutradara, salah satu yang menjadi alasan utamanya ialah adanya kemiripan antara kedua tradisi tersebut dalam merayakan sebuah hari besar yakni dengan nyanyian dan tarian.

e22
Tarian Spanyol yang disisipkan dalam tarian Tortor

Tidak tanggung-tanggung, Teater Pandora menggaet nama sekaliber Martahan Sitohang sebagai music director dalam pementasan ini. Lulusan Etnomusikologi USU ini merupakan penggiat musik tradisional Batak yang mendedikasikan diri dalam usaha pelestariannya. Selama lebih kurang dua bulan beliau dengan tim nya meracik musik bermodal alat musik tradisional Batak seperti taganing, hasapi dan sarune yang dipadukan dengan gitar akustik untuk mendapatkan nuansa musik ala Spanyol.

 

Read more

× Hubungi Kami