Backstage Heroes: Rossi Rahardian (Efek Rumah Kaca)

Efek Rumah Kaca

Konser Sinestesia yang digalang oleh Efek Rumah Kaca (ERK) beberapa waktu lalu dapat dibilang sebuah konser yang melejitkan standar konser band independen di Indonesia. Diselenggarakan di Teater Besar TIM dengan artistik panggung berupa kotak besar lengkap dengan video mapping dan eksplorasi musik yang gila-gilaan, ERK dengan segera menanggalkan label trio pop minimalis mereka.

Bayusvara.com – Tentunya dibalik karya-karya besar terdapat nama-nama yang turut membantu dengan penuh ketulusan dan kecintaan terhadap karya tersebut. Salah satu dari nama itu adalah Rossi Rahardian Sasongko. Seorang sound engineer yang sudah ikut ERK semenjak tahun 2009. Kecintaan Rossi terhadap profesinya dan band yang ia pegang merupakan sebuah kompilasi cerita seru yang ia ceritakan dengan penuh kesederhanaan. Diantara kesibukannya, Rossi menyempatkan diri untuk bercerita kepada Bayszine tentang bagaimana ia bisa menjadi seorang sound engineer dan serunya proses Konser Sinestesia.

 

Read more

Membuka 2016, Teater Pandora Produksi Pementasan Kolosal Bertajuk “Pernikahan Darah”

Ada yang berbeda pada saat iring-iringan pesta pernikahan di awal dengan di akhir pementasan. Di awal, atmosfer kegembiraan sangat terasa dengan balutan musik yang ceria. Namun keceriaan hilang pada iring-iringan terakhir, kali ini barisan turut disesaki oleh dua tubuh lelaki yang telah terbujur kaku.

Bayusvara.com – Berlokasi di Graha Bhakti Budaya, TIM – Jakarta Pusat, “Pernikahan Darah” sukses dipentaskan selama tiga hari, dari 15 hingga 17 Januari lalu oleh Teater Pandora. Pementasan ini merupakan naskah kedua yang dilakonkan setelah “Perkawinan” yang merupakan pementasan perdananya pada 4 Mei tahun lalu di Auditorium IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya – Universitas Indonesia.

Membuka tahun 2016, Teater Pandora mengangkat tragedi mengenai cinta segita, pengkhianatan dan dendam keluarga melalui lakon yang diadaptasi dari naskah “Bodas de Sangre” karya Federico Garcia Lorca. Naskah asli yang lekat dengan tradisi Spanyol ini disandingkan dengan tradisi Batak dalam Pernikahan Darah. Menurut Yoga Mohamad atau yang kerap disapa ‘Mbe’ selaku sutradara, salah satu yang menjadi alasan utamanya ialah adanya kemiripan antara kedua tradisi tersebut dalam merayakan sebuah hari besar yakni dengan nyanyian dan tarian.

e22
Tarian Spanyol yang disisipkan dalam tarian Tortor

Tidak tanggung-tanggung, Teater Pandora menggaet nama sekaliber Martahan Sitohang sebagai music director dalam pementasan ini. Lulusan Etnomusikologi USU ini merupakan penggiat musik tradisional Batak yang mendedikasikan diri dalam usaha pelestariannya. Selama lebih kurang dua bulan beliau dengan tim nya meracik musik bermodal alat musik tradisional Batak seperti taganing, hasapi dan sarune yang dipadukan dengan gitar akustik untuk mendapatkan nuansa musik ala Spanyol.

 

Read more

× Hubungi Kami