Album Review : Efek Rumah Kaca – “Sinestesia”

Sinestesia

Setelah vakum lebih dari satu tahun, Efek Rumah Kaca (ERK) menggebrak blantika musik Indonesia dengan album yang dapat dibilang eksperimental dan menantang. Eksplorasi musik dalam album tersebut sontak menanggalkan label trio pop minimalis mereka yang melekat setelah bertahun-tahun. Bagi para pecinta album Kamar Gelap atau album self-titled mereka, mungkin harus sedikit lebih bersabar dalam mendengarkan lagu-lagu di dalam album ini.

Bayusvara.com – Album kali ini diberi tajuk Sinestesia yang menurut KBBI berarti sebuah ungkapan bagi sebuah indra yang digunakan untuk indra lain. Dalam album tersebut terdapat bagian-bagian yang diberi judul dalam warna, dari Merah, Jingga hingga Biru, semua merefleksikan isi dari bagian itu sendiri. Seperti dalam lagu “Tiada” pada bagian Putih, kita dapat mendengar sebuah pengalaman tentang seorang yang telah meninggal dari prespektif yang mengalaminya. Nada lirih yang dinyanyikan Cholil serta lirik yang dinarasikan Adrian dalam lagu tersebut, mampu menyihir bulu kuduk pendengar untuk seketika berdiri sambil terus membayangkan warna putih pada kain kafan atau warna putih pada cahaya diujung lorong. Seolah sengaja memberi kesan warna pada lagu-lagu mereka, ERK berhasil menciptakan pesta warna yang meledak dalam gerak lambat di otak pendengar album mereka.

Membutuhkan kesabaran yang tinggi saat mendengarkannya, album ERK kali ini dapat dibilang sebuah ujian untuk pendengar setia mereka. Bagi pendengar yang cinta mati dengan konsep pop minimalis ERK, tentu mendengarkan album Sinestesia merupakan sebuah ujian yang berat. Namun bagi para pendengar ERK  yang merasa cukup atas pop minimalis yang pernah mereka tawarkan, album ini merupakan sebuah kejutan yang menyenangkan. (A.D Lacborra)

Backstage Heroes: Rossi Rahardian (Efek Rumah Kaca)

Efek Rumah Kaca

Konser Sinestesia yang digalang oleh Efek Rumah Kaca (ERK) beberapa waktu lalu dapat dibilang sebuah konser yang melejitkan standar konser band independen di Indonesia. Diselenggarakan di Teater Besar TIM dengan artistik panggung berupa kotak besar lengkap dengan video mapping dan eksplorasi musik yang gila-gilaan, ERK dengan segera menanggalkan label trio pop minimalis mereka.

Bayusvara.com – Tentunya dibalik karya-karya besar terdapat nama-nama yang turut membantu dengan penuh ketulusan dan kecintaan terhadap karya tersebut. Salah satu dari nama itu adalah Rossi Rahardian Sasongko. Seorang sound engineer yang sudah ikut ERK semenjak tahun 2009. Kecintaan Rossi terhadap profesinya dan band yang ia pegang merupakan sebuah kompilasi cerita seru yang ia ceritakan dengan penuh kesederhanaan. Diantara kesibukannya, Rossi menyempatkan diri untuk bercerita kepada Bayszine tentang bagaimana ia bisa menjadi seorang sound engineer dan serunya proses Konser Sinestesia.

 

Read more

× Hubungi Kami